Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengapresiasi berbagai penghargaan yang telah diterima Perpusnas atas capaian kinerja Tahun Anggaran 2022.
Perpusnas menurut, Fikri memasuki tahun 2023 harus semakin fokus pada program-program prioritas strategis nasional yang memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat.
Fikri menegaskan, Perpusnas juga masih perlu memberi perhatian atas isu kebutuhan pemenuhan kebutuhan tenaga perpustakaan.
“Kendala dan permasalahan utamanya terkait isu pemenuhan pustakawan mengingat ketercukupan tenaga perpustakaan menjadi salah satu unsur penting upaya pembangunan literasi masyarakat”, ujarnya.
Pada tahun 2022, Daya serap anggaran Perpusnas mencapai 98,41% dari total anggaran 660.304.500.000 Rupiah. Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi X DPR RI, Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando mengatakan Perpusnas telah menetapkan strategi pencapaian kinerja tahun anggaran 2023 salah satunya dengan menetapkan target realisasi anggaran per triwulan.
“Namun begitu, kami akan terus melakukan evaluasi internal agar daya serap anggaran Perpusnas bisa semakin baik,” jelasnya. Anggaran Perpusnas tahun 2023 yang telah ditetapkan adalah sebesar 723.040.156.000 Rupiah.
Terkait isu penambahan jumlah pustakawan, Syarif menjelaskan saat ini kebijakan pemenuhan kebutuhan pustakawan masih belum menjadi prioritas. “Kaitannya dengan penambahan pustakawan, kami akan segera menyusun naskah akademik sehingga bisa dibuat menjadi sebuah kebijakan,” ungkapnya pada Rabu (11/1/2022).
Di sisi lain Anggota Komisi X DPRI RI Fraksi PIDP, Rano Karno menyebut capaian kinerja yang diperoleh Perpusnas saat ini luar biasa meskipun dengan anggaran yang terhitung kecil dan perlu penambahan.
“Harusnya kita ini berjuang lagi untuk menambah anggarannya supaya perpustakaan di beberapa wilayah bisa terealisasi, terbangun lagi. Karena kalau kita beranggapan perpustakaan tidak diperlukan hancur kita,” ucapkan.
Rano berharap perpustakaan yang dibangun di berbagai daerah di Indonesia melalui dana Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Perpustakaan bisa menjadi etalase budaya yang mewakili ciri khas dari masing-masing daerah di Indonesia.
Anggota Komisi X DPRI RI Fraksi PDIP, Sofyan Tan yang juga turut hadir mengatakan Perpusnas perlu mencetuskan inovasi baru pada program-program kerjanya. Hal itu perlu dilakukan untuk meyakinkan pemangku kepentingan lain dalam rangka penambahan anggaran.
Di sisi lain, Sofyan Tan juga mengapresiasi kinerja Kepala Perpusnas bersama jajarannya yang telah menggerakkan masyarakat untuk hidup lebih baik dan sejahtera melalui intervensi perpustakaan.
“Terobosan-terobosan Perpusnas yang dijalankan oleh Perpusnas selama ini yang mengaitkan gemar membaca dengan upaya meraih sukses di masa depan merupakan satu hal yang menurut saya sangat positif,” imbuh Sofyan.
Anggota Komisi X DPRI RI Fraksi Golkar, Muhamad Nur Purnamasidi, Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang selama ini telah dijalankan oleh Perpusnas, merupakan jawaban bagi masyarakat sebagai alternatif meningkatkan perekonomian.
“Saya pernah melihat hasil karya masyarakat hasil dari Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Saya sangat sepakat program ini harus semakin diperkuat,” ucapnya.
Perpustakaan Nasional juga telah menetapkan tagline tahun 2023 yaitu “Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Pandemi Covid-19”.
Reporter: Eka Purniawati
Fotografer: Prakas A
Sumber : perpusnas.go.id