Meningkatkan minat baca secara asyik dan menarik, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Tasikmalaya mempunyai empat Kotak Literasi Cerdas (Kolecer) yang disimpan di sejumlah sudut taman kota dan melibatkan komunitas pegiat literasi. Seksi Layanan Perpustakaan Kota Tasikmalaya Alia Puspadewi mengatakan, program Kolecer merupakan perpustakaan mobile dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Kolecer di Kota Tasikmalaya sudah mempunyai empat tempat buku seperti boks telepon di Kota London, Inggris. Tujuannya untuk meningkatkan budaya literasi di Jawa Barat. “Kita ada empat Kolecer sebagai pengembangan perpustakaan dalam upaya membudayakan gemar membaca masyarakat di Kota Tasikmalaya,” katanya kepada Radar, Senin (8/2/2021). Program Kolecer fokus menggerakkan kotak-kotak literasi di fasilitas umum milik pemerintah dan tempat swadaya masyarakat. Manfaatnya untuk meningkatkan minat baca masyarakat melalui kemudahan akses informasi dan tempat baca alternatif. “Di masa pandemi Covid-19, ada dua Kolecer yang masih berjalan di Kampung Literasi Kota Baru dan Kampung Budak Capetang Jalan Leuwianyar Kelurahan Sukamanah. Lalu, dua Kolecer lagi ditarik dari Taman Kota Tasikmalaya dan Kompleks Olahraga Dadaha. Hal itu untuk menjaga keamanan agar tidak berkerumun,” ujarnya. Sementara itu, kata ia, masyarakat bisa mengakses dan meminjam buku di masa pandemi Covid-19 di bekas gedung Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya Jalan Otto Iskandardinata. “Pelayanan pinjam dan baca buku bisa dilakukan dengan memenuhi syarat dan patuh terhadap protokol kesehatan,” katanya. Dengan begitu, kata ia, otomatis pengunjung Gedung Layanan Perpustakaan Umum Daerah tersebut kuotanya dibatasi. Apalagi masih Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). “Sekarang dibatasi ruang baca dewasa 18 orang dan ruang baca anak-anak 10 orang. Kemudian pengunjung harus menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak,” ujarnya. Selanjutnya, dia mengajak pengunjung untuk memilih buku sesuai dengan kebutuhan. “Kebetulan di sini menyediakan 65.000 eksemplar buku dari kategori eksakta, seni, wirausaha dan lainnya,” katanya. Pengembangan ke depannya, layanan perpustakaan umum daerah akan tambah, pihaknya sedang mewacanakan perpustakaan pojok baca digital. “Tahapnya masih dibahas internaI untuk penyediaan ruangan. Kemudian langsung pengajuan ke Perpustakaan Jawa Barat atau nasional untuk bisa memiliki tempat peminjam buku melalui media elektronik,” ujarnya. Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearasipan Daerah Kota Tasikmalaya Noneng Rismayanti mengupayakan masyarakat Kota Tasikmalaya agar dapat dengan mudah memperoleh bahan bacaan, selain perpustakaan keliling juga ada Kolecer. “Kolecer ini menjadi wadah untuk mempermudah masyarakat mengakses buku tanpa harus ke perpustakaan umum, karena ditempatkan di pojok-pojok fasilitas umum pemerintahan,” katanya. Konsep Kolecer ini, sambung dia, penempatannya memanfaatkan ruang-ruang fasilitas umum yang nyaman untuk taman baca. “Sambil duduk di taman kota bisa sambil baca,” ujarnya. Adapun mengenai pengembangan buku digital, kata ia, ke depan pasti ada. Namun, yang menjadi pekerjaan rumah bersama bagaimana terus menanamkan minat baca buku kepada masyarakat, utamanya mempersiapkan generasi emas mendatang. “Mengikuti perkembangan dengan memiliki perpustakaan digital pasti mau. Tapi yang terpenting saat ini adalah mengajak generasi penerus gemar mencintai buku,” katanya.
Sumber: radartasikmalaya