KOTA TASIK, INILAHTASIK.COM |Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Kota Tasikmalaya menggelar kegiatan Story Telling bagi anak berkebutuhan khusus, di Perpustakaan Daerah Kota Tasik, Jalan Otista, Rabu 08 September 2021.
Puluhan anak penyandang disabilitas yang berasal dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Tamansari nampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Guru Pendamping Anak Berkebutuhan Khusus Tidak Melihat dan Tidak Mendengar, Ati mengungkapkan, dengan adanya kegiatan ini, anak-anak SLB yang berkebutuhan khusus, dapat mengetahui ada sarana bagi mereka untuk membaca buku yang difasilitasi oleh pemerintah. Dengan begitu, mereka tidak perlu bingung mencari bahan literasi yang lebih susah.
Selama ini, ucapnya, ada banyak bantuan buku ke sekolah berkebutuhan khusus, namun tingkat kegemaran membaca anak masih sangat kurang.
"Mudah-mudahan dengan penyediaan fasilitas buku braille di perpustakaan umum ini, anak-anak bisa lebih a ware akan pentingnya membaca," terangnya.
Ia berharap, kedepan pemerintah bisa memberikan perhatian lebih, terutama bagi anak berkebutuhan khusus, tidak hanya pasokan buku pelajaran saja, tapi juga buku sumber lainnya untuk menunjang wawasan bagi kehidupan anak berkebutuhan khusus kelak.
Kasi Layanan Perpustakaan pada Dinas Pusipda Kota Tasik, Alia Puspadewi mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk sosialisasi budaya baca dan literasi pada pendidikan khusus, yang kita laksanakan melalui layanan bercerita atau Story Telling. Pesertanya dari SLB Negeri Tamansari, sebanyak 50 orang, ada tunanetra tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, dan lainnya.
Ia menyebut, sebetulnya kegiatan seperti ini rutin dilaksanakan, namun untuk kali ini digelar bagi penyandang disabilitas.
"Mereka juga berhak mendapat layanan yang sama, untuk mendapat keadilan dan kesejahteraan bersama," ujarnya.
Menurut ia, tujuan dari kegiatan ini, sebagai sarana untuk mempromosikan perpustakaan umum kota Tasik kepada masyarakat, kemudian, untuk meningkatkan gerak motorik para penyandang disabilitas, ketiga, untuk meningkatkan kecerdasan, keempat, untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat serta budaya baca.
Tak hanya itu, bagi guru dan para orang tua pun, diharap bisa menumbuhkan kecintaan kepada buku, karena untuk mendongeng atau bercerita itu sumbernya dari buku, jadi otomatis mereka akan mencari referensi untuk kemudian diceritakan kembali kepada anak-anaknya.
"Saat ini, fasilitas buku bagi anak berkebutuhan khusus, kami mendapat batuan buku Braille. Tidak dipungkiri, koleksi buku untuk anak berkebutuhan khusus belum lengkap, baru ada koleksi Al Qur'an 30 Juz, Hadist, dan buku cara memijat," tandasnya.
Sementara itu, salah satu siswi SLB, Sela mengaku senang dapat mengikuti kegiatan Story Telling. "Senang sekali bisa berkunjung kesini, bisa mendapat pengalaman, bisa baca buku, dan bisa menambah wawasan, kegiatannya pun sangat menyenangkan, dan seru.
Ia berharap, pihak perpustakaan bisa selalu menerimanya untuk berkunjung.
Sumber : https://www.inilahtasik.com/