TEMPO.CO, Jakarta -- Pada Ahad, 21 April 2024, Perpustakaan Digital Dunia atau World Digital Library (WDL) sudah berumur 15 tahun. Perpustakaan digital dunia ini diresmikan oleh UNESCO, Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, dan 158 perpustakaan yang tersebar di 60 negara pada 2009. Fungsi utama dari perpustakaan digital ini adalah sebagai sumber rujukan dokumen primer dari dokumen penting dunia. Tidak memerlukan biaya untuk mengakses perpustakaan digital ini.Tujuan lain dari dibentuknya perpustakaan digital dunia ini adalah membuat koleksi karya penting dari seluruh dunia secara digital. Salah satunya melalui hubungan antar budaya secara internasional yang terbentuk dari komunikasi antar budaya.
Dilansir dari laman loc.gov, pembuatan perpustakaan digital internasional ini diinisiasi oleh James H. Billington yang merupakan Kepala Perpustakaan Kongres Amerika Serikat yang ingin menciptakan perpustakaan berbasis internet sehingga mudah diakses oleh seluruh dunia. Pernyataan tersebut ia sampaikan pada 2005 saat pidato Kongres UNESCO.Keinginan James H. Billington ternyata berbanding lurus dengan fokus utama UNESCO saat itu yang menginginkan promosi terkait pembangunan kapasitas di negara berkembang dan kebudayaan dengan jejaring internet.Proyek pembuatan perpustakaan digital dunia ini akhirnya dibangun dan ditangani oleh Dr. Abdul Waheed Khan melalui arahan dari Direktur Jenderal UNESCO saat itu, yakni Koichiro Matsuura. Pada Desember 2006, sebagai tindak lanjut dari agenda pembuatan perpustakaan digital dunia, UNESCO dan Perpustakaan Kongres Amerika Serikat melakukan pertemuan di Markas UNESCO di Paris. Selain kedua pihak tersebut, pertemuan tersebut juga melibatkan pakar dari beberapa negara yang tersebar di seluruh penjuru dunia.Dengan berkumpulnya seluruh pakar dunia, pertemuan tersebut berhasil menemukan atau mengidentifikasi bahwa terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam pembangunan Perpustakaan Digital Dunia. Tantangan yang berhasil teridentifikasi adalah masih sedikit konten budaya yang telah dilakukan digitalisasi dan negara berkembang secara khusus memiliki kekurangan kapasitas dalam melakukan digitalisasi terhadap konten budaya mereka.Tiga Tahun setelah pertemuan beberapa pihak di Markas UNESCO Paris, Perpustakaan Digital Dunia berhasil diresmikan pada April 2009 dengan 26 institusi yang berkontribusi didalamnya. Negara-negara yang berkontribusi di antara lain Brasil, Cina, Mesir, Meksiko, Rusia, Prancis, Swedia, Uganda, Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Dengan banyaknya kontributor dari beberapa negara, konten di dalam Perpustakaan Digital Dunia memiliki konten yang mahal seperti dokumen cina kuno, kaligrafi Persia hingga masa awal fotografi Amerika Latin. Dengan keragaman konten tersebut, Perpustakaan Digital Dunia menjadi perpustakaan digital terbesar ketiga di dunia setelah Google Book Search dan proyek baru Uni Eropa, Europeana.
Untuk mengakses perpustakaan digital dunia dapat melalui situs berikut www.worlddigitallibrary.org. Hampir setiap dokumen dan konten lainnya di WDL menggunakan tujuh bahasa inti yaitu Arab, Cina, Inggris, Perancis, Portugis, Rusia dan Spanyol. Di beberapa materi tambahan lain terdapat juga bahasa diluar dari bahasa inti.
Arsip seluruh dunia ini juga diharapkan dapat mengesampingkan perbedaan kaya dan miskin melalui konten-konten nonbarat, pemahaman lebih baik diantara budaya-budaya, serta menyediakan sumber pengajaran global.
ADINDA ALYA IZDIHAR | RENO EZA MAHENDRA
Sumber : Tekno.tempo.co